Inikah Arti Solidaritas?

Menurut kalian apa sih arti solidaritas itu?
Apakah solidaritas itu harus sama-sama tidak mengerjakan pr?
Apakah solidaritas itu harus membolos sekolah bersama-sama?
Apakah solidaritas itu harus ditunjukkan dengan cara tawuran?

Solidaritas yang sesungguhnya itu bukanlah melakukan hal-hal yang negatif. Solidaritas yang benar itu harus ke arah yang positif. Nah, seperti apakah bentuk solidaritas yang negatif dan positif itu?

Solidaritas yang negatif contohnya seperti: kompak tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bolos sekolah bersama-sama, tawuran, kompak mencontek, dan nongkrong-nongkrong yang tidak jelas tujuannya. Sedangkan yang positif contohnya seperti: belajar bersama, gotong royong membersihkan kelas, dan banyak hal positif lainnya yang bisa dilakukan.

Nah, gue mau menceritakan tentang solidaritas negatif yang umum dan mungkin sering terjadi di sekolah siapa saja. Tapi gue di sini akan menceritakan berdasarkan pengalaman gue.

Sering kali setiap ada pr, teman-teman sekelas gue tuh malas untuk mengerjakan pr tersebut.
Awal mulanya ada satu anak yang emang nggak niat dan nggak mau sama sekali buat mengerjakan pr. Dia menjadi provokator supaya yang lain nggak mengerjakan pr juga. Lama kelamaan yang lain ikut-ikutan deh. Mereka malah kompak nggak mengerjakan pr dan sama sekali nggak ada rasa takut atau rasa nggak enak di hatinya gara-gara nggak menyelesaikan tugas dari guru. Mereka malah acuh tak acuh dan senang.

Tau kenapa mereka kayak gitu? Karena kan ada temannya, sama-sama nggak mengerjakan pr juga, dan mereka pikir kalau pun mereka bakal dihukum, mereka nggak menjalankan hukuman itu sendirian. Ada juga yang menganggap bahwa tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk solidaritas terhadap sesama teman sendiri. What?!

Gue bingung dan nggak habis pikir sama jalan pikiran orang-orang macam mereka. Solid tuh bukan di jalan yang buruk. Bukan membawa kita dalam kesesatan. Kalau misalkan salah satu di antara mereka ada yang mengajak untuk terjun ke jurang demi menjunjung rasa solidaritas mereka, apa mereka masih mau?

"Lebih baik sendirian, namun berada di jalan yang benar. Daripada bersama-sama dan banyak teman, namun pada akhirnya berada di dasar jurang."

Dan yang paling bikin gue geleng-geleng kepala, kalau ada yang mengerjakan pr atau ada yang rajin, udah pasti si anak rajin itu bakalan diasingkan, diejek, dibilang inilah itulah, atau dimusuhin. Parah ya? Memang. Tapi begitu lah kenyataan yang harus gue terima dan gue alamin.

Kutipan di atas tadi rasanya cocok buat siapa pun yang takut dikucilkan temannya karena nggak mau mengikuti ajaran sesat temannya sendiri.

Jadi manusia tuh harus punya pendirian. Harus tau mana hal baik dan mana hal buruk. Nggak usah peduli apa kata orang lain, nggak usah peduli atas cibiran mereka. Biarkan anjing menggonggong, khafilah berlalu. Yang penting diri sendiri nggak ikut dalam keburukan dan nggak ikut masuk ke dalam jurang. Tubuh kita itu kita sendiri yang mengatur, bukan orang lain. Mungkin sekarang, mereka bisa santai menyepelekan tugas-tugas dari guru, tapi suatu saat nanti mereka akan merasakan yang namanya penyesalan.

Kalau demi solidaritas gue harus mengorbankan masa depan gue dan menjadi sosok yang pemalas, sorry gue nggak akan pernah mau. Gue masih bisa kok cari teman yang lebih baik di luar sana, yang tentunya nggak akan mengajarkan hal buruk.

Jadi intinya, jangan takut hanya karena berbeda dari kebanyakan orang lainnya. Dan buat kalian yang mengalami hal yang  sama kayak gue, buktikan kepada orang-orang yang terlalu mengagungkan solidaritas yang negatif itu bahwa kalian bisa menjadi orang sukses dan berprestasi meskipun sering dianggap seperti angin lalu buat mereka. Tunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Tentang Body Shaming

Budaya Literasi di Indonesia Saat Ini

BE CREATIVE