Cerpen "Misteri Kamar 313"
Hari ini adalah hari perpisahan kelas IX. Sekolahku mengadakan perpisahan di Bandung. Seluruh siswa kelas IX akan menginap selama 3 hari 2 malam di salah satu hotel yang ada di Bandung. Bukan hotel mewah ataupun bintang lima, hanya hotel biasa. Sesampainya di hotel, kami semua diberi arahan oleh guru kami. Aku, Winda, Hilda dan juga Dewi akan menempati kamar yang sama. Kamar 313. Kamar itu terletak di dekat resepsionis. Mungkin ini terlihat seperti kamar paling utama. Aku bergidik ngeri melihat suasana kamar ini. Hawanya panas dan juga agak gelap. Selain itu, tidak adanya tirai atau gorden di jendela sehingga kami dapat langsung melihat suasana di luar sana. Di luar jendela terlihat bangunan yang belum jadi. Kamar ini sangat berbeda dengan kamar yang lainnya. Sejak pertama kali memasuki kamar ini, aku dan juga Hilda merasakan ada aura aneh di dalamnya.
Malam hari
Malam perpisahan telah usai. Semua siswa kembali masing-masing ke kamar mereka. Saat aku dan ketiga temanku berjalan melewati lorong menuju kamar 313, kami melihat sosok bayangan putih terlintas di depan pintu kamar kami. Winda dan Dewi langsung ketakutan dan ingin melaporkan kepada para guru. "Lebih baik kita jangan lapor dulu deh. Siapa tahu kita salah liat, lagian kan kita belum punya bukti apapun tentang kejadian tadi. Takutnya mereka tidak percaya dan malah membuat mereka terganggu. Sekarang kan sudah larut malam," ucapku. Aku tidak ingin kejadian melihat bayangan putih tadi dibesar-besarkan.
Pagi ini seluruh orang di hotel panik dan ketakutan. Winda dan Dewi mengalami kesurupan. Aku tidak tahu apa penyebabnya, jelas-jelas semalam aku melihat mereka berdua dan juga Hilda tertidur lelap. Semalam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Dan sama sekali tidak terjadi apa-apa. Tapi pagi ini Winda dan Dewi tiba-tiba saja kesurupan secara bersamaan.
Seorang Ustadz didatangkan ke hotel ini. Beliau membacakan Ayat Kursi,Surat Yasin serta beberapa surat-surat pendek lainnya. Beberapa saat kemudian Winda dan Dewi telah sadar dan kembali normal. Pihak hotel menyarankan agar kejadian barusan jangan sampai warga sekitar sini tahu dan nantinya kejadian ini akan menjadi bahan omongan mereka.
***
Aku, Winda, Dewi dan Hilda akan tetap berada di kamar 313. Tadi aku sudah meminta agar kami dipindahkan ke kamar lain. Namun karena semua kamar di hotel ini penuh, maka kami akan tetap di kamar ini. Aku menatap kearah luar jendela dan melangkah ke dekat jendela. Betapa terkejutnya aku ketika melihat bayangan putih itu lagi, tapi kali ini sosok itu terlihat sangat jelas. Perempuan dengan wajah yang berlumuran darah, mata kanannya tidak ada dan mata kirinya melotot kearahku, mulutnya sobek dan ternganga, kakinya juga dipenuhi darah dan dia...melayang. Refleks, aku teriak. Hilda yang baru saja dari kamar mandi langsung berlari kearahku disusul Winda dan Dewi yang tadi sedang menonton tv. Mereka panik dan menanyakan mengapa aku berteriak seperti tadi. Aku menceritakan apa yang baru saja kulihat kepada mereka. "Bener kan...kamar ini tuh emang angker. Pantas saja pihak hotel disini seolah-olah tidak tahu apa-apa dan seperti menutupi sesuatu. Contohnya kejadian tadi pagi," kata Dewi
"Nih lihat," ucap Hilda sambil memberikan pisau yang bernoda merah darah dan satu bola mata manusia. Aku ingat, hantu tadi matanya hanya satu dan mata ini pasti mata milik hantu itu.
"Kita benar-benar harus laporin ini," kata Winda
"Ini nyeremin banget sumpah. Dapat pisau dan mata ini darimana, Hil?" tanya Dewi
"Di belakang lemari. Tadi sore menjelang maghrib aku tidak sengaja menemukan ini, aku ingin langsung memberitahu kalian tapi aku kira karena ini malam terakhir kita menginap di hotel ini dan besok akan pulang, jadi kita tidak perlu takut lagi dengan hantu yang ada di hotel ini. Berhubung Rahel sudah melihat hantu pemilik bola mata ini maka aku memberitahukan ini semua pada kalian," jawab Hilda
Kemudian kami bergegas melaporkan ini semua kepada pihak hotel dan para guru. Kami tidak ingin ada korban selanjutnya atau ada kejadian kesurupan lagi. Aku yakin pasti ada sesuatu yang janggal dibalik ini semua.
Benar dugaanku. Di kamar 313, tepatnya baru 1 bulan yang lalu telah terjadi pembunuhan di kamar ini. Mayatnya dikubur disamping hotel. Ternyata sebulan yang lalu ada sepasang kekasih yang menginap di hotel ini, dan entah karena apa si cowok membunuh si cewek. Terakhir yang terdengar hanya suara jeritan dan tangis. Kemudian beberapa petugas hotel mengecek kamar tersebut dan yang ditemukan hanya mayat wanita dengan mata satu dan mulut sobek yang berlumuran darah di dalam kamar mandi dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Wanita itu tidak mengenakan pakaian dan di lantai kamar mandi berserakan pakaiannya yang sudah dirobek-robek.
Beberapa bulan kemudian aku mendapat kabar bahwa pelaku pembunuhan sadis di kamar 313 telah ditangkap dan akan di hukum mati. Motif pelaku melakukan hal bejat tersebut adalah karena sang wanita hamil di luar nikah akibat perbuatan mereka sendiri. Lalu pelaku membunuhnya dengan sadis agar dia tidak harus bertanggung jawab. Sungguh ironis mendengar hal tersebut. Setiap perbuatan pasti ada resikonya dan jika telah melakukan sesuatu kita harus siap bertanggung jawab oleh apa yang kita perbuat dan menerima resiko apapun.
Komentar
Posting Komentar