Cerpen "This Is Our Friendship"



Namaku Della, aku memiliki 2 sahabat terbaikku. Mereka bernama Faiz dan Diandra. Kami adalah sahabat yang selalu bersama-sama dalam hal apapun. Kami bersahabat sejak TK hingga saat ini kami telah SMA. Terutama Faiz, dari TK hingga sekarang dia selalu menjadi sosok sahabat yang humoris. Persahabatan inilah yang membuat hari-hari ku bahagia dan lebih berwarna. Kami pun selalu berangkat dan pulang sekolah bersama-sama naik angkutan umum.

"Del, si Faiz kenapa tuh?" tanya Diandra.

"Gak tau deh, mungkin dia lagi banyak pikiran," jawabku.

Akhir-akhir ini, Faiz memang berbeda, dia terasa aneh. Dia terlihat jaga jarak denganku dan Diandra. Di sekolah biasanya kami selalu ngobrol dan pergi ke kantin bertiga tetapi kini aku hanya bersama Diandra.
"Del, kenapa ya si Faiz sekarang ini jadi agak aneh gitu?" tanya Diandra.
"Iya, apa jangan-jangan..." Aku menghentikan pembicaraan ku.
"Jangan-jangan apa?" tanya Diandra yang semakin panik.
"Jangan-jangan dia punya penyakit parah terus dia sengaja rahasiain ini ke kita."
"Hah masa sih? Penyakit apaan?"
"Cacingan kali, Ndra," jawabku.
"Mata lu kali cacingan ngeliatin cogan mulu hahaha"

***

"Faiz, gua mau ngomong sebentar sama lu."
"Ngomong aja kali Del, kayak sama siapa aja lu haha biasanya juga langsung ngomong ga pake izin dulu," kata Faiz.
"Kita kan sahabatan nih, dari kecil malahan. Kalau lu ada masalah atau apapun itu lu cerita dong sama gua dan Diandra."
"Iya gua tau kok. Terus kenapa? Kok lu aneh gini sih?"
" Lu yang aneh ih. Akhir-akhir ini lu beda banget, Faiz. Lu jadi pendiem gitu masa. Terus lu juga jarang bareng sama gua dan Diandra lagi. Lu sakit?" 

"Gua baik-baik aja kok Del"

"Gua pikir lu nganggap gua dan Diandra ini sahabat lu, tapi ternyata gua salah. Lu ngga percaya ya sama kita? Gua tau lu bohong." ucapku. Aku yakin Faiz sedang ada masalah, dia hanya tak mau jujur.
"Gua tuh udah nunggak SPP 3 bulan, Del. Kata bu Rahmi kalau gua ga bisa melunasinya dalam waktu 2 minggu, gua bakalan dikeluarin dari sekolah. Gua bingung Del harus gimana. Orang tua gua lagi nggak punya uang. "
Aku terkejut mendengar pernyataan Faiz barusan. Kemudian aku menceritakan apa yang dialami Faiz pada Diandra. Aku dan Diandra berinisiatif membantu Faiz. 


"Tapi gimana ya Ndra caranya kita bantu dia? Kita kan belum kerja jadi nggak punya uang juga," tanyaku.
"Lu kan bisa bikin kue, gimana kalau lu jualan kue aja? Sedangkan gua akan jual tempat pensil daur ulang buatan gua sendiri."
Aku sepakat dengan ide dari Diandra. Mulai besok aku akan jualan kue dan Diandra akan jualan tempat pensil.

***

"Gua beruntung banget punya sahabat seperti kalian berdua. Della...Diandra..makasih banyak udah mau bantu gua. Gua bener-bener nggak tau harus balas budi dengan cara apa ke kalian. Mungkin kalau nggak ada kalian, gua udah dikeluarin dari sekolah saat ini. Gua janji akan ganti uang kalian," Ujar Faiz
"Lu nggak usah ganti uangnya. Gua sama Diandra tuh ikhlas bantuin lu. Kita tuh nggak mau sahabat kita sendiri kesusahan," kataku.
Inilah gunanya sahabat. Saling membantu dikala sahabatnya susah, selalu ada disampingnya saat suka maupun duka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Tentang Body Shaming

Budaya Literasi di Indonesia Saat Ini

BE CREATIVE